Archive | April 21, 2014

BIOGRAFI ‘STEVE JOBS’

Nama : Siti Asiyah (58412320)

Kelas : 2IA08

TUGAS BAHASA INDONESIA

 

Image

 

 

Steven Paul Jobs terlahir dengan nama Abdul Latief Jandali. Ia dilahirkan di San Francisco, California (Amerika Serikat) pada tanggal 24 Februari 1955. Ia lahir dari seorang ayah dengan kebangsaan Suriah yang bernama Abdulfattah Jandali dan ibunya dengan kebangsaan Amerika Serikat, Joanne Simpson (née Schieble). Ayah biologisnya adalah seorang profesor ilmu politik dan ibunya seorang patolog bahasa wicara. Sejak bayi Steven Jobs diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs sepasang suami istri dari Mountain View, Santa Clara County California. Orang tua angkat inilah yang kemudian mengganti nama Abdul Latief Jandali menjadi Steven Paul yang kemudian terkenal dengan nama ‘Steve Jobs’. Sedangkan, orang tua biologisnya kelak menikah dan memberinya adik perempuan bernama Mona Simpson, yang kini terkenal sebagai seorang novelis.

Steve Jobs melewati masa SMP dan SMU di Curpetino, Califonia. Seringkali setelah jam sekolah, ia  mengajar di Hewlett Packard Company di Palo Alto, California. Maka tak heran segera setelah itu ia dan Steve Wozniak menjadi pekerja paruh waktu di perusahaan tersebut.

Pada tahun 1972, Jobs lulus dari SMA Homestead di Cupertino, California dan diterima di Reed College di Portland, Oregon. Saat menjadi mahasiswa inilah pikiran kritisnya mulai menanyakan hal-hal seperti, “apakah benar ini yang aku inginkan?”, “apakah kuliah ini memberi jawaban akan menjadi apa aku esok?”. Dan setelah enam bulan ia bertahan sebagai mahasiswa di Reed Collage, akhirnya ia membuat keputusan besar, suatu keputusan yang sangat mempengaruhi karirnya di masa depan. Ia memilih untuk DO. Namun ia tetap mengikuti perkuliahan yang ia sukai dan ia anggap butuh di kemudian hari. Ia mengikuti kelas kaligrafi. “Jika saya tak pernah dikeluarkan dari tempat belajar hanya satu semester mungkin Mac saat ini tak akan memiliki multiple typefaces atau font-font yang proposional,” katanya.

 

Mendirikan Apple

Pada musim gugur tahun 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri pertemuan “Homebrew Computer Club” dengan Steve Wozniak. Ia dan Wozniak diterima kerja sebagai teknisi di perusahaan yang mendesain circuit board, Atari Inc. sebuah perusahaan pembuat permainan komputer yang terkenal, dengan jabatan sebagai perancang permainannya. Motivasinya saat itu adalah mengumpulkan uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India. Dari sinilah kepiawaiannya tentang komputer semakin terasah, dan ia memutuskan bahwa dunia yang dicarinya telah ia temukan yaitu dunia computer.

Jobs kemudian melakukan perjalanan spritual ke India bersama temannya di Reed College, Daniel Kottke, yang kemudian hari menjadi pegawai Apple yang pertama. Kembali dari India dia menjadi Buddhist dengan rambut dicukur/gundul dan mengenakan pakaian tradisional India. Selama masa ini ia mempraktekkan psychedelics (semacam meditasi, saat itu Jobs sering dianggap aneh, karena berjalan telanjang kaki di atas Salju- ini semacam meditasi kesadaran).

Pada tahun 1976 Steve Jobs mengajak teman lamanya Steve Wozniak untuk mendirikan Apple Computer Co. perusahaan IT dengan logo terkenalnya yaitu apel putih yang tergigit, di garasi milik keluarga Jobs. Dengan visi ingin merubah dunia, Steve Jobs memulai petualangannya. Dengan susah payah mengumpulkan modal yang diperoleh dengan menjual barang-barang mereka yang paling berharga, usaha itu pun dimulai.

Komputer pertama mereka diberi nama Apple 1, komputer itu dijual dengan harga AS$666.66, sebagai referensi terhadap nomor telpon dari Wozniak’s Dial-A-Joke machine, yang berakhir dengan -6666. Komputer ini berhasil mereka jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko local.

Pada tahun 1977, Jobs dan Wozniak memperkenalkan Apple II, yang menjadi sukses besar di pasaran rumah tangga dan memberi Apple pengaruh besar di industri komputer pribadi yang masih muda. Pada tahun 1980, Apple Computer mencatatkan namanya di bursa efek, dan dengan penawaran saham awal yang sukses, ketenaran Jobs bertambah. Tahun itu juga, Apple Computer melepas Apple III, walaupun kesuksesannya tidak sebaik sebelumnya.

Seiring dengan berkembangnya Apple Computer, perusahaan itu mulai mencari kepemimpinan baru untuk membantu mengatur perkembangan perusahaan tersebut. Pada tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk memimpin Apple Computer, dengan tantangan, “Apakah kamu mau menjual minuman berkarbon seumur hidupmu, atau maukah kamu mengubah dunia?” (Do you want to just sell sugared water for the rest of your life, or do you want to change the world?). Tahun itu juga, Apple juga mengeluarkan Apple Lisa yang teknologinya tergolong sangat maju pada saat itu tetapi gagal meraih pembeli di pangsa pasar. Kemudian, Steve Jobs (orang yang pertama kali) menyadari potensi untuk mengomersialkan antarmuka pengguna grafis (graphical user interface) dan mouse yang dikembangkan di Palo Alto Research Center perusahaan Xerox, dan kemudian teknologi ini diterapkannya ke dalam Apple Macintosh.

Pada tahun 1986 Apple meluncurkan produk andalannya yaitu Macintosh. Dan Apple Computer pun menuai kesuksesan dan makin menancapkan pengaruhnya dalam industri computer. Namun saat itu ditingkat direksi terjadi perbedaan visi yang akhirnya memutuskan Steve harus diberhentikan. Ia dipecat dari perusahaan yang dilahirkannya dan dibesarkannya. Suatu hal dan penghianatan yang sangat menyakitkan. Bagi dewan direksi, keputusan ini adalah yang terbaik bagi Apple karena menurut mereka Steve Jobs terlalu keras kepala dan temperamental.

Setelah menjual sahamnya, Jobs yang mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan bersepeda dan berpergian ke Eropa. Namun, pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. Tak lama setelah itu, Steve Jobs mendirikan Next yang merupakan perusahaan komputer seperti Apple. Di Next inilah ide-ide kreatifnya dituangkan dan direalisasikan, ide-ide yang seharusnya ia realisasikan bersama Apple.

Next yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil, karena harga produk Next yang terlalu mahal kurang laku di pasang pasar. Akan tetapi, selain Next, ia mengambil alih divisi grafis komputer Lucasfilm Ltd yang hampir bangkrut, yang kemudian menjadi Pixar Animation Studios. Ia menjadi CEO dan pemegang saham terbesarnya sebanyak 50,1%. Pixar Animation Studios merupakan  perusahaan animasi dengan komputer sebagai basicnya. Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. Melalui Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi berbasis computer, seiring dengan diluncurkannya film produksinya yaitu Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo dan The Incredibles.

Walaupun Next kurang berhasil tetapi Jobs tidak patah arang. Melalui Next kemudian ia menciptakan sebuah sistem operasi yang dibutuhkan oleh produk Apple saat itu dan Jobs mendesak Apple untuk membeli Next. Apple pun membeli Next dengan harga 429 Juta dolar.

Pada tahun 1997 Jobs kembali ke Apple dan diangkat kembali sebagai CEO sementara setelah kepergian Gil Amelio, karena semenjak sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris terpuruk.

Dengan pembelian Next, banyak teknologi dari Next diterapkan ke dalam produk buatan Apple, terutama NextStep, yang berkembang menjadi Mac OS X. Dibawah bimbingan Jobs perusahaan tersebut meningkatkan penjualannya setelah memperkenalkan iMac. iMac merupakan komputer pertama yang dijual dengan mengutamakan penampilannya (walaupun iMac juga banyak menggunakan teknologi maju di dalamnya). Sejak saat itu, penampilan yang menarik dan merek yang terkenal telah memberikan keuntungan bagi Apple.

Setelah itu, Apple mulai mengembangkan sayapnya dengan pengenalan iPod alat musik portabel, piranti lunak iTunes dan iTunes Music Store, iPhone, iPad dan iCloud. Perusahaan tersebut melakukan gebrakan di bidang peralatan elektronik pribadi dan musik online. Sambil merangsang inovasi, Jobs juga mengingatkan bawahannya bahwa, “artis tulen membuahkan hasil,” (real artists ship) yang maksudnya adalah, menghasilkan karya-karya dengan tepat waktu sama pentingnya dengan inovasi dan produk jitu.

Steve Jobs adalah tipe keras kepala, pantang menyerah dan sangat idealis. Jobs selalu menciptakan produk yang sesuai dengan visinya yaitu untuk merubah dunia. Kita lihat sekarang, semua produk Apple adalah sesuatu yang baru, bukan mencontoh dan menambah-nambahi fitur produk pesaing. Ide Steve Jobs selalu orisinil dan selalu menjadi market leader. Walau harga produknya selalu mahal namun produk Apple selalu digandrungi dan ditunggu-tunggu kehadirannya oleh banyak orang. Itulah yang membuat Apple selalu berjaya dan mengeruk keuntungan yang besar. Steve Jobs juga menjadi anggota dewan direktur The Walt Disney Company pada tahun 2006, setelah pengambilan alih Pixar oleh Disney, dan menjadi pemegang saham perorangan terbesar di Disney sebanyak 7% dan anggota Dewan Direktur Disney.

 

Steve Jobs Sakit

Pada bulan Agustus 2004, terjadilah peristiwa yang membuat Steve Jobs harus cuti dari Apple. Ia didiagnosa mengidap kanker pankreas yang kemungkinan tak bisa disembuhkan. Sebenarnya saat itu adalah masa keemasan Jobs dan Apple, ia juga baru saja dinobatkan sebagai CEO terbaik se-Amerika, namun begitulah hidup tak ada yang sempurna. Steve Jobs mengalami masa jayanya dengan dihantui penyakit kanker pankreasnya itu.

Sejak didiagnosa kanker, ia harus menjalani berbagai pengobatan medis. Berikut ini penuturan Steve Jobs ketika ia tahu bahwa ada kanker di pankreasnya, “Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut.

Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda”.

Untuk fokus pada pengobatan kankernya, Jobs memilih cuti dari Apple. Jobs kemudian memilih Tim Cook sebagai CEO Apple berikutnya, Jobs pun mengundurkan diri dari Apple. Dengan alasan kondisi kesehatan yang terus menurun, Jobs resmi mengundurkan diri sebagai CEO pada 24 Agustus 2011, dan terpilih sebagai ketua dewan direktur Apple.

Setelah pengunduran dirinya publik pun meragukan warisan Jobs, Apple, yang dianggap kurang berpengaruh tanpa kehadiran Steve Jobs. Meski bursa saham sempat menunjukkan angka penurunan, saham akhirnya pulih bahkan sempat naik.

Disela-sela kesibukannya memimpin Apple dan berjuang melawan kanker, Jobs kerap diundang mengisi kuliah tamu atau ceramah tentang kisah hidupnya. Salah satunya adalah sambutan saat acara kelulusan mahasiswa Standford.

Sambutan Steve Jobs pada acara kelulusan Mahasiswa Universitas Standford

Dalam acara ini Steve Jobs mengungkapkan bahwa dirinya sangat berterimakasih diberi kesempatan untuk menyampaikan sedikit kisah hidupnya pada lulusan Standford dimana baru pertama kali ini ia merasakan acara wisuda karena ia memang tidak meluluskan kuliahnya di Reed College Portland, Oregon. Dan dalam sambutannya ia mencetakan kisah hidupnya.

 

Steve Jobs membagi kisah hidupnya menjadi tiga bagian :

1) Menghubungkan titik-titik

Seperti diulas diatas bahwa Steve Jobs drop out dari perkuliahannya, hal ini dikarenakan sewaktu ia belum lahir, ibu kandungnya yang saat itu masih mahasiswa tidak dapat meneruskan kuliah lantaran telah mengandung Steve Jobs. Akhirnya ibu kandungnya bertekad bahwa Steve Jobs harus diadopsi oleh keluarga yang pendidikannya minimal sarjana agar tidak seperti yang dialami ibu kandungnya.

Namun ternyata orang tua asuh Steve Jobs yang mengadopsinya bukan dari kalangan sarjana. Ibu angkatnya juga drop out dan ayah angkatnya tidak lulus SMA. Awalnya ibu kandung Steve Jobs tidak setuju jika anak yang baru dilahirkannya diasuh oleh orang tua angkat itu. Namun setelah orang tua angkat Steve Jobs meyakinkan ibu kandungnya bahwa mereka akan membiayai kuliah Steve Jobs, akhirnya ibu kandungnya luluh.

Akhirnya sesuai janji orang tua angkatnya, Steve Jobs diterima di perguruan tinggi Reed College University, namun untuk membiayai kuliahnya mereka menghabiskan seluruh tabungannya yang seharusnya digunakan untuk masa tua. Setelah perkuliahan berjalan enam bulan, Steve Jobs bingung dengan tujuan hidupnya dan tak tahu akan menjadi apa dengan kuliah itu, “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya”, begitulah alasan Steve Jobs. Selain itu ia juga merasa bersalah karena gara-gara ia memilih universitas yang mahal, ia malah menghabiskan uang orang tua angkatnya.

Begitu ia memutuskan DO, ia langsung berhenti mengikuti kuliah wajib. Ia tidak langsung meninggalkan kelas perkuliahan namun ia hanya memilih untuk mengikuti mata kuliah yang disenanginya salah satunya adalah kelas kaligrafi. “Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga”, ungkapnya.

Perlu diketahui bahwa Reed College memiliki kelas kaligrafi yang terbaik diseluruh kampus USA waktu itu. Steve Jobs sangat menyukai belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Bagi Steve semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Sebenarnya Steve juga tidak tahu apakah ilmu kaligrafi ini bermanfaat untuknya nanti. Namun hal itu terjawab sepuluh tahun berikutnya dimana saat ia mendesain PC Macintosh atau Mac, ilmu kaligrafi sangat berguna. Mac didesain memiliki tipografi yang cantik dimana itu adalah sejarah pertama komputer memiliki tipografi cantik. Seandainya saat itu ia tidak mengambil kelas kaligrafi dan langsung hengkang dari kampus saat memutuskan DO mungkin Mac tidak memiliki huruf dengan bentuk-bentuk yang indah.

“Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah,” kata Steve.

“Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya.” tambahnya.

 

2) Cinta dan Kehilangan

Steve Jobs sangat mengandalkan intuisi atau kata hatinya dalam melangkah. Ia akan melakukan apa yang dikatakan oleh hatinya harus dilakukan dan tidak akan melakukan jika hatinya tak ingin ia melakukannya walau itu sangat bertentangan dengan pemikiran orang kebanyakan. Salah satunya keputusannya DO dari Universitanya.

Hal lain yang ia lakukan karena memang ia ingin melakukakannya adalah mengotak-atik komputer. Ketika usianya 20 tahun, Steve dan teman lamanya Woz mengawali Apple dari garasi rumah Steve Jobs. Mereka berdua sangat serius dengan impiannya dan bekerja keras mewujudkannya. Sepuluh tahun kemudian Apple berkembang pesat, dari hanya dua orang itu, Steve dan Woz menjadi perusahaan yang mempekerjakan 4000 karyawan dan memiliki nilai 2 miliar dollar.

Saat itu Apple baru saja meluncurkan produk terbarunya yang sangat revolusioner yaitu Macintosh atau Mac. Steve Jobs baru berusia 30 an. Dan terjadi hal yang sangat mengejutkan, ia dipecat. Ya, Steve Jobs adalah orang yang mendirikan dan mengembangkan Apple telah dipecat dari Apple oleh dewan direksi karena tidak sevisi dengan mereka. Ia dipecat dari perusahaan yang dilahirkan dan dibesarkannya.

Hati siapa yang tidak sakit. Semua media melipunya besar-besaran. Steve Jobs saat itu benar-benar kembali ke titik terendah dalam hidupnya. Entahlah, ia tak tahu apakah ia akan bangkit atau selamanya terpuruk. “Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley”.

Akhirnya Jobs menghidupkan lagi semangat dirinya walau ia ditendang dari Apple namun ia masih mencintainya. Kemudian ia mendirikan perusahaan komputer baru yang bernama Next, lalu ia juga mendirikan Pixar. “Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya. Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama Next, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya”. Dengan kreativitas Jobs, Pixar tumbuh menjadi perusahaan animasi berbasis komputer pertama yang sukses. Film yang dibuatnya berjudul Toy Story adalah film yang sangat sukses.

Entah bagaimana selanjutnya, Apple mulai tertarik dengan Next Comp, perusahaan yang didirikan Steve Jobs setelah dipecat dari Apple dan karena pemiliknya adalah Steve Jobs maka iapun kembali lagi ke Apple. Next menjadi jantung kebangkitan Apple yang sempat merosot citra dan juga harga sahamnya karena kinerja buruk setelah ditinggal Steve Jobs. Ia pun dipilih lagi menjadi CEO Apple. Mungkin Steve Jobs tidak akan memiliki dua perusahaan yang bernilai lagi seperti Next dan Pixar jika ia tidak dipecat dari Apple.

“Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.

Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.” Itulah yang diungkapkan Steve Jobs tentang hikmah yang bisa diambil dari pemecatannya dari Apple saat itu.

 

3) Kematian

Ketika Steve Jobs masih remaja, ia sangat menyukai sebuah buku yang berjudul “The Whole Earth Catalog” dimana sebagian isinya yang sangat dikenang oleh Steve Jobs adalah sebagai berikut :

“Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri nya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, ia selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri, jika ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?

Bila jawabannya selalu “tidak” maka itu artinya harus ada perubahan dalam dirimu. Hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua”.

Disampul belakang buku itu tertulis “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Steve Jo yaitu bs sangat mengenang kata-kata itu dan membuatnya menjadi bahan bakar agar dirinya semakin maju. Beliau juga berpesan pada mahasiswa Standford yang baru lulus agar juga menerapkan prinsip itu yaitu “Stay Hungry. Stay Foolish.”

 

 Steve Jobs Meninggal Dunia

Pada 05 Oktober 2011, Jobs harus pergi meninggalkan dunia yang dicintainya, publik yang mencintainya, perusahaan yang dicintainya dan impiannya yang mungkin masih belum tercapai. Jobs kalah menghadapi kanker pankreas dan penyakit-penyakit lain yang terus mengganggunya selama ini. Publik atau mungkin dunia, berduka atas kepergian Steve Jobs.

Steve yang dulunya terkenal pemarah, kini malah dianggap sebagai seorang yang visioner. Dalam keluarga, ia dianggap sebagai ayah yang hangat. Bahkan publik banyak yang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kontribusi Steve Jobs di dunia teknologi, tak terkecuali Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook. Jobs seolah menjadi seorang yang berbeda. Ya, dia berubah menjadi orang yang lebih baik.

Kisah sukses Steve Jobs mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. penolakan dan kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti.

Alasan

            Sebagai seorang mahasiswa teknik informatika dan seorang warga dunia yang ikut merasakan kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini, saya memilih ‘Steve Jobs’ karena merupakan salat satu tokoh dunia yang sangat berjasa dalam memajukan teknologi dengan ide-ide dan inovasinya yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat bermanfaat bagi kita semua.

Referensi

 

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/10/biografi-steve-jobs-pendiri-apple.html

http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/09/biografi-steve-jobs-pendiri-apple.html

http://biografi-biodata-profile.blogspot.com/2012/04/biografi-biodata-dan-profil-steve-jobs.html

http://profil.merdeka.com/mancanegara/s/steve-jobs/

 

BIODATA

Nama Lengkap : Steven Paul “Steve” Jobs (Steve Jobs)

Nama Lahir : Abdul Lateef Jandali
Lahir : Kamis, 24 Februari 1955 di San Francisco, California, AS
Kebangsaan : Amerika
Pekerjaan : Ketua atau CEO Apple.Inc
Gaji : $1 pertahun
Jumlah Kekayaan : $8,3 Milyar (2011)
Agama : Buddha

Ayah : Abdulfattah Jandali
Ibu : Clara Jobs

Saudara : Patti Jobs, Mona Simpson
Istri : Laurene Powell (1991 – 2011)

Anak : Paul Jobs
Wafat : 5 Oktober 2011 (di umur 56 tahun), Palo Alto, California, AS

 

PENGHARGAAN

1.National Medal of Technology dari Presiden Ronald Reagan (1984)

2.Jefferson Award for Public Service dalam kategori “Pelayanan Publik Terbaik oleh Individu Berusia 35 Tahun atau Lebih Muda” (1987).

3.Gelar tokoh bisnis terkuat, Fortune Magazine (27 November 2007).

4.California Hall of Fame di The California Museum for History, Women and the Arts dari Gubernur California Arnold Schwarzenegger (5 Desember 2007).

5.Pengusaha paling dikagumi di antara para remaja berdasarkan survei oleh Junior Achievement (Agustus 2009).

6.Gelar “CEO Dasawarsa Ini”, Fortune Magazine (5 November 2009).

7.Peringkat ke-57dalamThe World’s Most Powerful People, Forbes (November 2009).

 

SOCIAL MEDIA

http://allaboutstevejobs.com